Perkenalkan,
Pancar adalah anak kami yang kedua, saat ini dia berusia 4 tahun, saat
menginjak usia dua tahun dia sangat menyukai sebuah gambar mobil yang kemudian
hari dikenal olehnya dengan sebutan Mc-Quin, awalnya kami membelikan dia tiga
buah puzzle dengan tema mobil di sebuah toko buku yang berada di kawasan Mall
Bintaro.
Dalam kemasan
puzzle tersebut terdapat tiga buah gambar puzzle, yang pertama berwarna merah (Mc-quin),
yang kedua berwaran ungu, yang ketiga berwarna coklat (mater). Saat itu Pancar
berusia satu tahun, dia baru belajar bicara, baru menyebut kata Buna untuk Bunda, dia pun belum pandai
berjalan, masih keenakkan digendong, saat dibelikan puzzle pun dia belum
mengerti, baru kemudian saat dia berusia dua tahun, kami membelikannya puzzle
dengan ukuran yang lebih besar, dengan tema yang sama, yaitu cars, dia begitu menyukainya, bermain
puzzle adalah aktivitas harian yang amat dia sukai, dia bisa memasangnya dari
berbagai sisi, mau mengawali dari pojok atau dari tengah tidak masalah buat
dia, dia sudah hafal di mana seharusnya setiap kepingan puzzle itu berada.
Di Televisi
nasional kemudian dia melihat tayangan Mc-quin, walaupun tidak seantusias yang
ku bayangkan, mungkin karena durasinya terlalu lama. Akan tetapi demam mc-quin
mempengaruhi keinginannya terhadap hal lain, saat hendak dibelikan baju, kalau
bisa dia ingin mencari yang bergambar mc-quin, sepeda juga, pernah dia meminta
dibelikan sepeda seperti punya temannya. Saat kulihat sepeda temannya, aku
tidak melihat ada yang menarik, hanya sebuah sepeda yang sudah usang yang oleh temannya
ditempelkan stiker Mc-quin berukuran kecil sekali.
Kegemarannya
terhadap Mc-Quin perlahan memudar, seiring dia mulai mengenal Angry bird, dia
sangat menyukai bermain game, “Bunda, aku
udah ngga suka Mc-Quin lagi, sekarang aku sukanya Angry bird”, katanya pada
suatu hari.
Dia sangat
menikmati permainannya, “kalau yang ini dipencet
dia bisa bunyi “pekok”” ujarnya sambil menunjukkan salah satu jenis angry
bird.
Angry bird yang
paling dia suka adalah angry bird yang berwarna hijau, bentuknya tidak seperti
yang berwarna merah, yang berwarna hijau lebih kecil dan memiliki paruh yang
ukurannya lebih besar dari badannya.
Bunda : “yang ini angry bird apa kak?
Tanyaku sambil menunjuk ke angry bird yang hijau itu
Pancar: “ini namanya, angry bird sibalik”
Bunda: “Angry bird sibalik? Kenapa namanya
angry bird sibalik?”
Pancar: “iya karena dia kalau dilempar bisa
balik lagi, kaya boomerang”
Bunda: “kaya boomerang?”
Pancar: “iya… kaya boomerang”
Pancar: “boomerang kan kalau di lempar bisa
balik lagi”
Bunda: “kakak tahu dari mana kalau boomerang
dilempar bisa balik lagi?”
Pancar: “tahu dari Jack”
Bunda: “Jack and neverland pirate?”
Pancar: “iya”
Pancar juga
menceritakan hasil analisanya terhadap permainan tersebut, menurutnya angry
bird itu dilempar-lempar pakai ketapel karena mau menyelamatkan telur-telur
angry bird yang diculik oleh para babi.
Pernah suatu
kali saat semua orang di rumah sudah meminta dia untuk mandi, dia malah asyik
sendiri memutar-mutar pedal sepeda dengan tangannya, saya pun yang sudah sedari
tadi minta dia untuk bergegas mandi kemudian bertanya “percobaan apa yang sedang kakak pancar lakukan?”
Pancar: “aku sedang melakukan percobaan angry bird
jatuh”
Bunda: “angry bird jatuh!, kayak gimana tuh”
Pancar: “iya, aku simpen angry bird di atas
ban belakangnya, ternyata kalau pedalnya di putar, angry birdnya bisa jatuh,
jadi percobaannya gagal bunda”
Bunda: “oo… gitu”
Begitulah
anak-anak menemukan makna dari kegiatan sehari-hari mereka, baik yang terjadwal
maupun yang tidak. Walaupun kenyataannya memang belum terjadwal dengan baik,
kesibukan Bunda yang masih bekerja di luar rumah menjadi alasannya, dan tidak
menutup kemungkinan saat Bunda sudah tidak bekerja lagi pun kegiatan mereka
akan mengalir begitu saja, kami hanya membantu menyalurkan proses keingintahuan
mereka yang secara alami sudah ada, yaitu curiossity
yang Allah berikan kepada semua anak yang dilahirkan ke bumi ini.