Inilah kisah pemboikotan di rumah kami...
Setiap ada postingan yang saya pikir penting untuk kehidupan kami ataupun penting untuk keberlangsungan kehidupan orang lain, saya selalu mensosialisasikannya kepada anak-anak sebagai tambahan cerita sebelum tidur, dan mereka selalu antusias dalam menyimak apa yang saya sampaikan. Efek baiknya itu menjadi motivasi buat mereka untuk selalu melakukan kebaikan berdasarkan informasi tersebut dan lebih jauh dari itu mereka menjadi reminder saya, jika saya melakukan kekhilafan, dan saya seringkali teramat malu untuk hal itu.
Pada kasus tentang postingan "Jangan berlama-lama di kamar mandi" yang selama ini tersebar lewat WA atau BBM misalnya, saya langsung menceritakan ini kepada anak-anak karena saya tahu kebiasaan anak pertama saya suka berlama-lama berada di kamar mandi, dan keesokkan harinya dia langsung laporan kalau mandinya sudah jauh lebih cepat dari biasanya, sedangkan anak saya yang kedua langsung punya ide untuk menulis doa keluar kamar mandi di tembok masuk kamar mandi biar dia selalu ingat katanya, terutama jika di malam hari.
Lalu postingan tentang ajakan memboikot produk Israel dan Amerika misalnya, saya juga mensosialisasikan kepada anak-anak dan memperlihatkan kepada mereka logo-logo dari merk tersebut. Dalam praktek sehari-hari pun mereka berusaha menghindari produk-produk tersebut sebisa mungkin, walaupun itu adalah makanan atau snack kesukaan mereka dan malah jika masih ada satu diantara produk tersebut masih bertengger di rumah, mereka akan langsung bertanya, "kok Bunda pake ini sih, ini kan punya Amerika!"
Upsi... "iya kak... ini belum habis, sudah lama belinya, sebelum ada pemboikotan, nanti kalau sudah habis, Bunda ngga beli lagi".
Atau tentang "Isu Penyambutan Dajjal" saya menceritakan kepada mereka tentang Dajjal, dan memperlihatkan kepada mereka video pendek tentang penyambutan dunia dengan membuat symbol-symbol Dajjal di berbagai macam tempat, bangunan, tata letak kota, patung, lukisan, logo stasiun tv, logo acara tv, kartun, dan bahkan sajadah. Walhasil mereka menjadi familliar dengan istilah-istilah seperti freemasonry dan piramida bermata satu, dan lebih dari itu mereka pun awas/pandai/cermat jika melihat segala sesuatu yang disisipkan symbol Dajjal. Jika mereka melihat symbol tersebut dalam motif batik, sajadah atau tayangan tv, maka mereka pun langsung melaporkannya kepada saya.
Ini sebetulnya bukan hanya kisah pemboikotan produk-produk Amerika dan Israel, tapi bagaimana saya ingin menjaga ikatan kedekatan dengan anak-anak sampai waktu yang tak terhingga dan membentengi mereka dengan nilai-nilai keimanan yang mereka fahami dengan memanfaatkan quality time. Sekali mendayung dua pulau terlampaui, begitu kata peribahasa kita, dengan pemanfaatan quality time bersama anak, kita dapat memupuk ikatan batin dengan anak sekaligus menyampaikan informasi penting untuk mereka.
Dalam buku Propetic Parenthing atau Bagaimana Cara Nabi Mendidik anak disampaikan bahwa Rasulullah SAW memperhatikan secara teliti tentang waktu dan tempat yang tepat untuk mengarahkan anak, membangun pola pikir anak, dan menumbuhkan akhlak yang baik pada diri anak.
Ada tiga waktu mendasar yang bisa digunakan dalam memberi pengarahan kepada anak.
1. Dalam perjalanan
Riwayat al-Hakim dalam kitab Mustadraknya, menegaskan bahwa perjalanan itu dilakukan di atas kendaraan. Dia meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma:
Nabi Shallallahu alayhi wasaalam diberi hadiah seekor bighal oleh Kisra. Beliau menungganginya dengan tali kekang dari serabut. Beliau memboncengkanku dibelakangnya. Kemudian beliau berjalan. Tidak berapa lama, beliau menoleh dan memanggil, "Hai anak kecil."
2. Sedang sakit
3. Saat makan
Itulah waktu-waktu yang dipergunakan RAsulullah dalam memberikan pengaruh terhadap pikiran anak, namun kita juga boleh memanfaatkan jika ada saat-saat lain yang terbilang kondusif.
Maka mulailah dari saat ini, jangan tunggu figur-figur lain lebih berpengaruh terhadap anak-anak kita dibandingkan kita sendiri sebagai orang-tuanya.
Diposting oleh
MyBlog my Adventure
|