Traktor membangun rumah

Diceritakan oleh Pancar (5 th)

Traktor mau membangun rumah
Dengan Menggali tanah
Orangnya bangun dan mandi dulu
Sore hari rumahnya belum jadi
waktu malam rumahnya sudah jadi
Paginya orangnya tidur karena tadi malam ngga tidur
Siangnya dia pergi melihat pemandangan di Palembang
Sorenya dia kembali ke rumah
Ibu dan anaknya sudah datang dari Bogor
Nenek dan kakeknya juga datang dari Cikarang
Digambar dan difoto oleh Pancar
| Tidak ada komentar

Saat mainan baruku dirusak dede


Pancar: "Bunda, mainan aku dipatahin sama dede, aku boleh beli lagi ya hari ini"

(Si pelaku pematah mainan yg saat ini berumur dua tahun sedang tertidur pulas siang ini)

Bunda: "kan kesepakatan kita boleh beli mainan hari jumat"

(Kesepakatan yang dibuat berdasarkan kasus
setiap hari membeli mainan seribuan di warung)

Pancar: "tapi dede yang rusakin, aku kesel"



Bunda: "o ya kaka kesel ya, begini aja anggap aja tadi mainan batman nya habis bertempur melawan joker dan tangannya patah, dan sekarang harus dilakukan operasi"

Pancar: "terus gimana dong"

Bunda: "sekarang kaka ambilkan selotipnya, biar bunda yang jadi dokternya"

(Srrrrrutttt... dengan secepat kilat mengambil selotip)

Bunda: "Batman dioperasi dulu ya karena mengalami patah tulang, ini tangannya harus diselotip dulu, mudah2an bisa bertahan sampai minggu depan. Nah kan sudah selesai."

Pancar: "tapi tangannya ngga bisa digerakkin"

Bunda: "iya kan habis operasi, waktu teteh kaori kakinya habis dijahit jg ngga boleh bergerak dulu, batman juga harus istirahat dan ngga boleh gerakin tangannya dulu."

(Pancar senyum-senyum dan satu jam kemudian dia laporan lagi)

Pancar: "Bunda,  kepalanya patah"

Bunda: "wah kalau kepalanya yang patah itu artinya Batman is died, kalau tangannya patah masih bisa hidup, tapi kalau kepalanya patah itu artinya mati"

(Tapi Pancar dengan sigap mengoperasi leher Batman dg selotip)
Lalu berteriak "Bunda.... taraaaa"

| Tidak ada komentar

Biar bisa berkumpul di syurga

Refleksi sebelum tidur (kaori 7 thn)

Bunda, teteh mau ngumpulin pahala biar bisa  masuk surga bareng-bareng sama bunda sama buya sama kakak dan sama dede.

Teteh mau ngumpulin pahala untuk membalas kebaikan Bunda sama Buya, kan Bunda udah melakukan yang terbaik untuk teteh ya.
Ma kasih ya Bunda untuk semuanya.


| Tidak ada komentar

Jika aku menjadi petualang


Diceritakan dan digambar oleh Kaori (7thn)

Jika aku menjadi petualang aku akan melintasi hutan-hutan yang berbahaya. Kalau aku ajak temanku pasti ia ketakutan karena dia takut binatang buas. 

Kalau kita sudah sampai di dalam hutan dia akan bertanya atau berlari-lari kegirangan atau juga duduk atau tiduran di tenda karena ketakutan.

| Tidak ada komentar

MEMAKNAI RUTINITAS

Mengarungi rutinitas sebagai ibu rumah tangga terkadang menjemukan, apalagi jika masih punya anak batita yang siap menuangkan apa saja.

Ibu merapihkan di satu sisi, si batita membongkarnya kembali di sisi yang lain, yang bikin ujian kesabaran bertambah adalah jika lantai menjadi lengket karena tingkah polahnya.

So... terkadang dan seringnya menanti-nanti waktu berlalu dengan segera agar mereka cepat terlelap, sehingga bisa melakukan berbagai aktivitas yang sempat tertunda, baik itu yang sifatnya pekerjaan rumah tangga ataupun pekerjaan yang sifatnya menjadi kran penghasilan.

Di rumah, Kadang-kadang hari-hari berlalu tanpa makna jika kita memikirkan betapa banyak hal yang kita bisa lakukan diluaran sana, di sebuah tempat bernama kantor, sekolah, universitas, rumah-sakit, mall dan tempat-tempat yang membutuhkan tenaga profesional dengan konsekuensi penghasilan rutin tiap bulan.

Namun di rumah, permata-permata kecil kita terlalu berharga untuk kita titipkan kepada seseorang yang kita panggil mba, ibu atau bibik, serta betapa bahagianya mereka berada disamping orangtuanya, merasa aman dan nyaman.

Konsekuensi dari pilihan itu adalah sebuah rutinitas memerlukan waktu untuk beradaptasi, membiasakan diri dingan ritme yang lebih lambat karena harus membersamai anak-anak terutama yang batita, dengan setumpuk pekerjaan yang tak pernah habis, dan waktu terus saja bergulir sedangkan daya dan upaya yang biasa kita lakukan sambil berjalan atau sambil berlari, sekarang malah kita lakukan sambil merangkak.

Untuk melakukan ibadah wajib saja perlu betul-betul berlomba dengan waktu. Namun disinilah pointnya, dengan berusaha sholat tepat waktu menjadikan waktu kita berkah, mengundur-ngundur sholat karena asyik dengan pekerjaan hanya akan menjadikan kita tambah gelisah karena belum menjalankan ibadah wajib dan pekerjaan pun belum tentu selesai dan tak ada habisnya.

Dalam menjalankan ibadah sunah pun begitu, bukan artinya saat kita berusaha bangun malam esoknya kita akan menderita ngantuk dan lemas, justru orang-orang besar punya kekuatan besar dari shalat malam.

So.... so... so... Dengan shalat malam kita mohonkan kepada Allah untuk memberi kekuatan besar kepada kita untuk mendidik dan merawat anak-anak kita sehingga menjadi anak yang sholeh dan sholehah dan bermanfaat untuk umat.

Jangan lupa minta dengan khusyu ya... nanti boleh share ceritanya di sini....

Tanpa kekuatan besar dari Allah, hari-hari akan berlalu sebagaimana mestinya, tak ada yang istimewa, hanya sebuah rutinitas, pagi, siang, sore, malam.


Are you ready to istiqomah ?
| Tidak ada komentar

Gigiku

Gigi teteh goyang dari tahun 2013 sampai tahun 2014. Waktu tahun 2013 goyangnya masih keras terus dipaksa sama buya, terus belum copot-copot sampai sekarang.

Ini gambar waktu gigiku dicopotin buya pakai benang.

| Tidak ada komentar

MENJADI IBU ADALAH PEMBELAJARAN TANPA HENTI



Peran ibu dalam kehidupan seorang anak tentulah sangat besar dan bisa dikatakan juga sebagai peran yang utama dan paling penting dalam pertumbuhan fisik dan jiwa seorang anak, di rahim ibu lah sang juara itu dikandung selama sembilan bulan, kenapa dikatakan sang juara, karena sel kecil itu telah mengalahkan jutaan pesaing yang berlomba-lomba menerobos janin ibunya, kemudian dilahirkan, disusui, dirawat serta dididik, begitu besar peran ini sehingga lembaga pendidikan memakai istilah “almamater” (ibu asuh atau ibu yang memberikan ilmu) yang berasal dari kata scola materna (pengasuhan ibu sampai usia tertentu).

Setiap jiwa yang dilahirkan seorang ibu ke dunia adalah pemimpin, setiap jiwa ini dilahirkan dengan tipe kecerdasan yang berbeda-beda, zaman dulu saat kita masih kecil, mungkin masih lumrah orang dikategorikan pintar dan bodoh dengan melihat prestasi akademik dengan simbol rengking, walaupun sekarang masih banyak juga orang tua yang menjadikan rengking sebagai tolak ukur kecerdasan anak. Betapa beruntungnya kita karena dewasa ini telah banyak sekali penemuan yang memudahkan kehidupan kita dengan telah ditemukannya alat-alat elektronik yang bisa membantu kegiatan kita sehari-hari, dalam dunia pendidikan dan pengasuhan telah ditemukan  teori multiple intelegencies, hal ini tentu saja  menjadi titik cerah bagi kebahagiaan anak-anak dan orang tua yang mempunyai tipe kecerdasan seperti saya, yang tak melejit secara akademis. Tentunya sudah tak lazim lagi memandang bahwa ada anak bodoh dan anak pintar, karena setiap anak dilahirkan sebagai mahakarya Tuhann-Nya.

Pada ranah kepribadian, para ahli membaginya menjadi tak lebih dari empat tipe dasar kepribadian, yaitu sanguin, korelis, melankolis dan plegmatis. Sanguin dijuluki si populer, karena pandai, persuasif dan ingin terkenal. Korelis, dijuluki si kuat, karena sering dominan dan kompetitif. Melankolis, dijuluki si sempurna, karena ferfeksionis dan serba teratur. Plegmatis, dijuluki si cinta damai, karena kesetiannya dan menghindari konflik.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak, tentu saja menjadi ibu adalah sesuatu yang luar biasa, walaupun ketiga anak saya lahir dari orang tua yang sama, namun mereka mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, anak pertama misalnya, kehadirannya di dunia ini menghebohkan, bagaimana tidak, di rumah sakit tempatnya lahir ia adalah bayi dengan suara tangis paling nyaring dan melengking, begitu pun saat di bawa pulang ke rumah, kalau minta mimi susu anak ini menangis sejadi-jadinya sampai tetanggga berdatangan, heboh kan, belum lagi aksinya saat dia sudah mulai berbicara dan berjalan. Pada satu sisi saya sangat bangga akan kemandirin serta kedewasaannya di usianya yang masih kecil, namun saya juga harus terus belajar untuk menaklukkan kepribadiannya, emosinya meledak-ledak pada kondisi-kondisi tertentu dan hal ini sudah terlihat dari saat dia masih  bayi dengan tangisannya yang melengking-lengking itu. 

Berbagai hal saya lakukan, mulai dari diet susu sampai belajar ilmu-ilmu yang berkaitan dengan pengasuhan dan hal ini tentunya sangat bermanfaat bagi saya, belakangan hari saya ketahui bahwa anak ini mempunyai tipe kepribadian korelis yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi, lebih suka mengatur dari pada diatur. Jadi sampai saat ini saya masih belajar bagaimana caranya menjadi ibu yang baik untuk anak-anak saya, belajar bisa dari mana saja, bisa lewat pengalaman orang, mendengarkan saran ahli, membaca, bahkan bisa belajar lewat kepolosan dan keriangan mereka. Tentu amanah ini harus dijaga betul-betul, amanah Tuhan ini adalah para pemimpin masa depan bumi dan alam semesta, jangan sampai ketidaksabaran kita membunuh karakter dan mematikan potensinya, karena itulah tujuan mahakarya Tuhan di muka bumi ini, para pemimpin dengan keunikkan potensi masing-masing.

So... menjadi ibu bukan berarti berhenti belajar, jika kita menginginkan anak-anak yang sukses yang dapat menjadi pemimpin yang amanah bagi dirinya, keluarganya serta seluas-luasnya umat, tak ada kata terlambat, mari terus belajar dan bersemangat, read a book, ask the expert, and follow parenting training, belajar bisa dari mana saja kan.
| Tidak ada komentar