Pengalaman selama menjadi fasilitator setidaknya menularkan sedikit keberanian dihatiku, karena setiap dua kali dalam seminggu aku mendampingi mereka untuk melakukan
outbound, hari kamis untuk anak playgroup A dan hari jum'at untuk playgroup B.
 |
Murid Playgroup sedang Outbound |
Olehkarenanya guru-guru juga dipersiapkan untuk itu, mereka harus
menjadi teladan keberanian untuk murid-muridnya, so guru-guru juga
diharuskan untuk melakukan outbound mulai dari
flyng fox,
monkey bridge dan teman-temannya, sampai
rapling
turun dari lantai 4, padahal saya takut tinggi. Gimana dong... mau
kabur gak bisa.... hahaha. Serunya lagi sewaktu-waktu guru-guru diajak
outing keluar untuk sekedar
rafting,
paint ball, ataupun seserius survival.
 |
Rapling di gedung ICT sekolah |
 |
paint ball |
|
 |
Rafting di sungai citarik |
 |
After Paint Ball |
Tapi akhirnya, saya ketularan berani juga, Alhamdulillah, iya dunk, malu sama muridnya yang dari umur dua tahun udah berani-berani melewati tantangan-tantangan
outbound. Jadi saya mendapat keberanian, ya dari murid-murid kecil saya ituh... bahkan saya juga belajar berani berkuda dari mereka, karena berkuda jauh lebih sulit dibandingkan dengan belajar motor, kalau terjadi sesuatu dengan motor seperti tergelincir, motor bisa kita kendalikan karena kita bisa mematikan mesinnya dengan kunci motor, sedangkan kuda lebih kompleks, kita mesti memahami psikologis dia, cara naik, cara memegang kendali, bahkan cara turunnya, dan jika sewaktu-waktu si kuda mengamuk di tengah perjalanan, kita tidak bisa mematikannya seperti layaknya sepeda motor.
 |
Pose setelah berkuda |
 |
Kegiatan di Green Lab |
 |
Kegiatan di Green Lab |
Model Pembelajaran
Maka benar adanya jika di Sekolah Alam guru pun
belajar dari murid, bahkan orang tua juga belajar dari guru dan siswa.
Anak-anak tidak hanya belajar di kelas, tetapi mereka juga belajar dari
alam sekelilingnya. Mereka belajar bukan untuk mengejar nilai, tetapi
mereka belajar untuk bisa memanfaatkan ilmunya dalam kehidupan
sehari-hari.
Pembelajaran di Sekolah Alam menggunakan model spider web.
Dengan model seperti ini, siswa (diharapkan) mampu mengaitkan pelajaran
dengan kehidupan nyata dan sekaligus dapat mengaitkan hubungan antar
pelajaran yang mereka terima dengan terintegrasi.
Fasilitas: Gedung atau Saung
Sekolah alam biasanya memang tidak menggunakan bangunan gedung yang mewah
melainkan saung kelas dari kayu, sehingga biaya untuk gedung lebih
murah. Karena pendidikan yang berkualitas tidak ditentukan oleh bangunan
fisik gedungnya, melainkan pada kualitas guru, metodologi yang benar
dan resource buku yang memadai sebagai gerbang ilmu pengetahuan.
Konsep Pendidikan di Sekolah Alam
Konsep pendidikan di Sekolah Alam berdasarkan pada Al-Qur’an dan
hadist yang menerangkan bahwa tujuan manusia diciptakan, salah satunya
adalah menjadi khalifah di muka bumi. Oleh karena itu sekolah alam memprioritaskan pada tiga pokok materi dalam konsep
pendidikannya, yaitu:
- Akhlakul Karimah (sikap hidup)
Metode Utama : Keteladanan
- Falsafah Ilmu Pengetahuan (logika berfikir)
Metode Utama : Active Learning dan diskusi
- Latihan Kepemimpinan (Leadership)
Metode Utama : Dynamic group dan Outbound Training
Jika teman-teman masih galau saat hendak memasukkan anak-anaknya ke Sekolah Alam, InsyAllah kegalauan teman-teman tidak beralasan, jika saya saja sebagai guru bisa menemukan banyak pelajaran dan tertularkan banyak hal positif dari sana apalagi anak-anak kita yang masih dalam proses pertumbuhan. Ini baru dari satu sisi loh, saya belum memaparkan beberapa program seperti Pekan Literasi, Sains Festival, Pet Day, Market Day, Green Lab, Survival etc. Pokoknya keren dech...
Kalau ada coment atau pertanyaan... jangan sungkan-sungkan, silahkan di coment di bawah... ya...
Dari sekolah alam saya memetik banyak pelajaran, salah satunya adalah pelajaran tentang keberanian, dan gayung pun bersambut, beberapa tahun setelah itu saya mendapatkan sebuah iklan untuk mengikuti festival kebudayaan di Dieng sekaligus naik gunung bertajuk fun family.
Akhirnya kami pun melakukan persiapan
pendakian pertama.