Sekolah Murah di Tangsel


Sekolah Cita Pelangi adalah sekolah untuk anak berusia dua sampai lima tahun, yang berlokasi di area kolam renang Tasa, Pamulang.

Sebetulnya sebelum masuk Cita Pelangi, saya lebih dulu mengenal The Cliq, yaitu lembaga kursus bahasa Inggris yang diprakarsai oleh Almarhum Miss Tia dan rekan-rekannya yang pada waktu yang berdekatan  juga membuka sekolah untuk usia dini yang bernama Cita Pelangi.

Sekolah Cita Pelangi ini dibuka dengan mimpi agar masyarakat bisa mengenyam pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau, dibangun oleh dua rekan sejawat yang sebelumnya berpengalaman dalam mengelola dan mengajar di Highscope dan Jims (Jakarta Internasional Montessori School) yaitu Miss Nina Karina Tambunan dan Alm Miss Tia Maria  Natanegara yang berpulang pada 2017 yang lalu.

Nah kebetulan nama anakku pelangi, dia sudah mengenal sekolah ini semenjak sering antar-jemput atau menunggu kakak-kakaknya les di The Cliq, atau ikutan workshop parenting yang beberapa kali diadakan di sana, jadi saban hari saat dia minta sekolah dia juga mengutarakan keinginannya untuk sekolah di Cita Pelangi dengan alasan karena dia suka tempatnya, mungkin yang dimaksudkan interior kelas dan aneka permainan yang ada didalamnya.

Kuperhatikan yang diajarkan kepada anak-anak dimulai dari hal-hal sederhana sekali, seperti menyanyikan lagu sambil spelling nama-nama dia dan teman-temannya, dan setelah lanjut TK kemampuan itu ditingkatkan tapi masih di tema yang sama, mereka merangkai dan menyusun nama teman-temannya dengan permainan abjad, atau meniru tulisan yang ada di koran, lambat laun Pelangi bisa membaca dan menulis dengan cara yang menyenangkan dan antusias.

Anak-anak juga bermain sambil belajar dengan beraneka permainan baik yang indoor maupun outdoor, mereka merencanakan sesuatu, memainkannya dan menceritakannya, hal-hal sederhana yang dipupuk setiap hari tanpa terasa telah membentuk karakternya.



Selain itu cita pelangi juga mempunyai area outdoor yang luas, anak-anak dapat mengasah kemampuan motorik kasarnya dengan berjalan, berlari, melompat dan bahkan berenang. Nah, para orang-tua juga tidak perlu mengeluarkan uang berjuta-juta untuk menyekolahkan anaknya disini, tapi walaupun demikian sekolah ini sudah menawarkan fasilitas sekelas sekolah internasional.


Disini juga ada orang-tua yang  kece-kece juga loh, yang kadang-kadang bikin kajian tematik sambil diskusi parenting, english class, senam aerobic, berenang bareng ataupun cuma sekedar makan-makan, yang jelas bikin aktivitas biar mood jadi fresh lagi buat menghadapi seisi rumah.




| Tidak ada komentar

Membuat krim soup

Hari Rabu yang lalu Kaori tiba-tiba pengen makan krim soup, akhirnya hari jumatnya mulailah untuk eksekusi, mulailah si anak ini mencari resep yang mudah untuk membuat krim soup, sebagaimana ia tahu, resep-resep yang mudah atau gampang biasanya doi dapetin di cook pad, kalo emaknya sih lebih suka liat di channel YouTube.

Doi pun melist apa yang dibutuhkan, lebih tepatnya apa yang harus dibeli karena beberapa item sudah ada di rumah, membelinya di minimarket dan item lainnya di pasar terdekat.
Berhubung doi penggemar keju kelas berat, jadi resepnya cocok banget deh buat dia, dan dilakukan dengan antusias berhubung cooking adalah salah satu aktivitas favorit dia.  Dan voila, akhirnya krim soup jadi dengan rasa yang lumayan nikmat, walaupun sebenarnya resep krim soupnya adalah krim soup jamur tapi jadinya krim soup ayam... Tapi rasa tetap ok banget.
| Tidak ada komentar

Mempertimbangkan Masuk sekolah sepak-bola

Beberapa bulan yang lalu anak laki-laki kami  (9 thn) menyatakan keinginannya untuk masuk sekolah bola di dekat rumah. Sudah lama memang ia senang bermain sepak-bola, tapi kami tidak pernah terpikirkan untuk menseriusi permainan sepak-bolanya dengan memasukkannya ke sekolah sepak-bola, terlebih lagi karena kami berpendapat bahwa sepak-bola hanya sekedar tontonan, bukan sebuah profesi yang menjanjikan.

Karena berkali-kali diutarakan, akhirnya keinginan ini disambut oleh buyanya dengan memberikan tugas persyaratan, tugas ini dimaksudkan dengan mencapai dua tujuan, pertama secara pengetahuan si anak jadi tahu mengenai kondisi persepak-bolaan di Indonesia dan dunia, yang kedua persyaratan ini dimaksudkan untuk melihat keseriusan serta melatih kegigihan dia dalam memperjuangkan apa yang ia inginkan.

Mulailah hari-hari ia habiskan untuk googling terkait dunia sepak bola, dimulai dari sejarah sepak-bola, sepak-bola di Indonesia, kondisi politik sepak-bola indonesia serta masa depan sepak-bola indonesia.

Selain googling, ia juga sibuk mencatat dan belajar bagaimana menyusun slide presentasi, Buya memberikan waktu selama dua minggu untuk proses itu.



Ia memperlihatkan kegigihannya dalam proses penyelesaian tugas presentasi, sehingga meninggalkan bermain di luar ataupun memilih di rumah ketika di ajak pergi, "ingin menyelesaikan tugas katanya"


Puncaknya, di suatu pagi Pancar mempresentasikan mengenai dunia persepakbolaan, yang dimulai dari sejarah sepak-bola itu sendiri, kapan masuk ke Indonesia, organisasinya, serta masa depan sepak bola Indonesia. Dari proses ini dia mengenal beberapa tokoh penting di Indonesia, yaitu Presiden Soekarno, serta Soeratin Sosrosoegondo sebagai pendiri PSSI. Bahkan ada hal penting yang ia sukai dari apa yang pernah disampaikan oleh Presiden soekarno mengenai penolakkannya terhadap keikut-sertaan Israel dalam Asian Games pada waktu itu, karena sudah jela-jelas bahwa Israel itu penjajah, dan penjajah itu harus dihapuskan.

Begitulah, cerita pembelajaran di keluarga kami, bagaimana menanamkan keteguhan dalam mencapai tujuan atau yang selalu saya sebut sebagai mengasah daya juang.

see you...
| Tidak ada komentar

Pulang

Kehilangan jiwa seseorang adalah hal terberat dalam hidup ini, kematian memisahkan kita dari keluarga dan handai taulan dalam kehidupan ini selama-lamanya. Hari itu, salah satu anggota keluarga kami telah berpulang.


doc: ebbikochan.wordpress.com
Akang, begitulah aku memanggilnya sebagaimana aku telah diperkenalkan panggilan itu sejak kehidupanku bermula oleh kedua orangtuaku tentunya. Adalah satu-satunya saudara yang aku punya setelah Emak gagal mendapatkan anaknya yang ketiga.

Masih hangat sekali rasanya hari-hari terakhir aku melihatnya di ruang ICU, sudah menjadi orang yang berbeda, bahkan sempat tak mengenaliku sebagai adiknya, bagaimana tak runtuh rasanya mendengar satu-satunya kakak yang kupunya sudah hilang ingatannya bahkan hanya untuk mengenali. Air mata tanpa permisi mengalir dengan derasnya, sehingga tak sanggup untuk menatapnya, aku ingat...  suster bilang jangan menangis didepannya, khawatir mempengaruhi psikologisnya, olehkarenanya aku berbalik membelakanginya.


Ya Allah, pria yang dulu berperawakan tinggi dan rupawan ini terbaring tak berdaya, kulitnya yang dulu putih kini menghitam akibat penyakit gagal ginjal yang dideritanya selama lima tahun belakangan, begitu pula perawakan badannya yang tak kalah habisnya, rambutnya yang rontok, sungguh tak tega rasanya, ditambah lagi saat terbaring di ICU ini pembicaraannya sudah meracau, bahkan dihadapkan dengan anaknya saja ia tak mampu mengenali namun masih sambil menyisakan tawa, "kedeung, mikir heula" (bentar, mikir dulu), sambil ia memegang kepalanya.


Hari-hari terakhir menjelang koma, berlangsung antara sedih dan lucu, rasa sedih yang muncul saat melihat kesehatannya yang menurun secara drastis, kaki yang semakin mengecil dan tentu tak kuat berjalan, memorinya yang tak sepenuhnya dapat mengingat bahkan anggota keluarganya sendiri. Akan tetapi ia juga memancarkan kelucuan karena racauannya menyimpan humor yang menghibur kami-kami yang disekitarnya, bahkan memancarkan keromantisan tutur kata terhadap istrinya, kebahagiaan tersendiri juga saat mendengarnya begitu fasih mengucapkan kalimat thoyibah yang ia sematkan di setiap kalimat yang ia ucapkan, yang aku tahu, itu tak seperti dirinya, seakan orang lain yang berada didalamnya. 


"ini siapa?" kata ceu icih menunjuk dirinya sendiri, bermaksud hendak menguji ingatan suaminya, "Cicih" jawab akang dengan mantap, "cicih siapa?" tanya ceu icih... "suaminya nu kasep"... kata akang "siapa nu kasep?"... "nasa atmawijaya" katanya.
Bagi Bapak, melihat akang meracau mengingatkannya kepada akang di masa kecil dahulu, saat akang di masa kecil pernah memanggil dirinya sendiri nu kasep, karena menangkis ledekan orang terhadap dirinya .

Sedih juga rasanya membayangkan dirinya di ruang ICU, tanpa diperbolehkan ditemani siapapun didalam waktu yang terasa panjang, untung saja harus diganti cairan CAPD oleh Ceu Icih  sehingga bisa masuk rauangannya setiap 4 jam sekali


Keesokkannya, di hari kamis, aku sedang di rumah emak, karena berpikir mau merapihkan rumah serta kasihan dengan anak-anak jika beristirahat di ruang tunggu rumah sakit, ceu icih menelpon agar kami yang berada di rumah bersegera ke rumahsakit karena akang sudah diam sama sekali.


flashback...

Baaappppaaaakkkk.... Baaaappppaaaakkkk..., aku berteriak sekencang-kencangnya... di ujung kebon samping rumah kediaman kami... berharap bapak mendengarnya di tengah sawah sana, bagiku yang saat itu berusia di bawah lima  tahun, dunia ini seperti tidak ada siapa-siapa saat bapak tidak tampak dihadapanku, padahal emak hadir disisiku, sedang beraktivitas di dapur, mengipasi nasi atau yang dinamakan ngakeul, maka wajarlah jika ada peribahasa yang mengatakan bahwa ayah adalah cinta pertama anak perempuannya. Lalu, saat Bapak pulang dan kami makan bersama-sama, kudengar Bapak bercerita kepada emak kalau dia mendengar anak perempuannya memanggil-manggilnya dan suaraku terdengar sampai ditengah sawah sana, padahal aku hanya berspekulasi mengenai keberadaan Bapak.

Kini, aku mengulangnya kembali, peristiwa yang sudah bertahun-tahun silam tak ku lakoni lagi yaitu berteriak memanggil Bapak di ujung sawah sana, aku berlari meninggalkan rumah menjemput bapak di sawah sambil menahan sesaknya dada dari tangis yang membuncah, "Bappppaaaakkkkkk"... "Baaappppaaakkkk"... aku berteriak-teriak berharap Bapak mendengarnya, karena aku tidak tahu Bapak berada dimana, sejauh mata memandang tak kulihat Bapak, lagi-lagi aku hanya berspekulasi saja bahwa manusia di ujung sana yang terlihat kecil dan memakai topi caping itu Bapak, maka aku memutuskan berjalan ke arah sana saja, dan sosok itu tiba-tiba berlari sambil melemparkan apa yang digenggamannya...

Kondisi Akang memburuk, tidak sadarkan diri, sudah diam sama sekali tanpa bergeming, dan hanya ada suara monitor ruang ICU,  nit.. nit.. nit.. begitulah suaranya, monitor itu menampilkan gambaran detak jantung dengan pola zig-zag yang sebenarnya tidak aku mengerti bagaimana mengartikannya... namun aku tahu dari pola-pola itu tanda-tanda kehidupan seseorang digambarkan, sedikit waktuku aku sempatkan untuk mengaji disampingnya sambil berharap ia tersadar kembali "kang bangun" ujarku sambil sedikit menggoyang-goyangkan pundaknya, matanya tidak sepenuhnya tertutup, pola-pola zig-zag di monitor itu naik turun sambil membunyikan nada naik turun yang membuatku terkaget-kaget, seakan nadanya satu oktaf lebih tinggi mendengar bacaan Al-Qur'an yang diperdengarkan, namun bagiku, akang seperti sedang berpura-pura tidur sehingga aku tak bosan-bosannya berhenti sejenak dari bacaanku terutama saat s moitor itu memperdengarkan nada satu oktaf lebih tinggi, seakan-akan ada harapan kehidupan didalamya, aku kembali menggoyangkan sedikit pundaknya sambil mengulangi kata-kataku "kang hudang".


Di sela-sela kondisi itu, aku dan keluarga amat bersyukur karena mendapati kemudahan serta kebaikan yang diberikan oleh kawan-kawan dokter dan perawat penjaga ICU, ceu Icih diperbolehkan standby disampingnya bahkan selama 24 jam, sesuatu yang amat mustahil dilakukan di ICU dimanapun, bahkan Nia diperbolehkan juga untuk mengaji disampingnya, mengiringi masa-masa diangkatnya ruh dari tubuhnya. Kemustahilan itu menjadi decak penasaran penunggu pasien yang lain, sehingga berkata "siapa sih yang meninggal, kok sampai semua perawat memenuhi ruang ICU?", atau saat aku mengaji di sebelah akang, sementara ceu icih ada disebelahnya sambil mentalqin, perawat masuk ke ruangan kami, kupikir aku akan di usir karena hanya boleh satu saja yang menjaga, tapi si perawat hanya masuk dan menutup tirai, agar orang lain tidak melihat dan merasa iri kepada kami, dan ini berlangsung selama dua kali, walaupun di hari sebelumnya kami tetap harus disiplin tidak bisa masuk sembarangan seperti dua terakhir.


Maka di hari itu, tepat di pukul 3 sore di hari jumat di as'adil ayyam, Ia berpulang kepemilik-Nya, Innalillahi wa inna ilaihi rojiun....“Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah, dan kepada Allah jualah kami kembali.”


Allahummaghfir lahu, warhamhu, wa ‘aafihi wa’ fu’anhu, wa akrim nuzulahu, wawassi’ madkhalahu, waghsilhu bilmaa i, wattlji walbardi wanaqqihi minalkhaayaa kamaa yunaqqattubul abyadhu minaddanasi wa abdilhu daaran khairan min daarihi wa ahlan khairan min ahlihi wazaujihi wa adkhilhuljannata wa a’idzhu min ‘adzaabilqabri wa fitnatihi wa min ‘adzaabin naar. Allahummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa wa syaahidinaa wa ghaaibinaa wa shaghiiranaa wa kabiiranaa wa dzakarinaa wa untsaanaa. Allahumma man ahyay tahu min naa fa ahyihi ‘alal islaami wa man tawaffay tahu min naa fatawaffahu ‘alal iimaan. Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa tudhillanaa ba’dahu birahmatikayaa ar hamar raahimiin. Walhamdulilllahi rabbil ‘aalamien.


Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, lindungilah dia dan maafkanlah dia, Dan muliakanlah tempat tinggalnya sekarang ini, dan lapangkanlah kuburnya. Bersihkanlah dia  dengan air yang jernih lagi sejuk, dan bersihkanlah dia  dari segala kesalahan sebagaimana Engkau telah membersihkan baju putih yang bersih dari kotoran, dan gantilah rumahnya didunia dengan rumah yang lebih baik daripada yang dia tinggalkan, dan gantilah keluarganya didunia (yang ditinggalkan) dengan keluarga yang lebih baik (diakhirat). yang lebih baik, dari yang ditinggalkan, dan istri yang lebih baik dari yang ditinggalkan. Masukkanlah dia  ke dalam surga, dan lindungilah dia  dari siksa kubur serta fitnahnya, dan dari azab api neraka. Ya Allah berikanlah ampunan bagi kami yang masih hidup dan yang telah meninggal dunia, dan bagi kami yang hadir, dan bagi kami yang ghoib, dan kami yang masih kecil (anak-anak), dan kami yang dewasa, dan bagi kami laki-laki dan bagi perempuan. Ya Allah, siapapun yang hidup diantara kami, maka hidupkanlah dalam Islam, dan siapapun yang Engkau matikan diantara kami, maka matikanlah kami dalam Iman. Ya Allah, janganlah Engkau halangi kami atas pahala beramal kepadanya dan janganlah Engkau menyesatkan kami sepeninggal dia dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang Maha pengasih penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.




Oh ya Allah sebagaimana Engkau telah gambarkan akhir kehidupannya dengan kebaikan, aku percaya bahwa di alam kuburnya Engkau telah mengaruniakannya kebaikan juga.
| Tidak ada komentar

Parentingan: Happy Mommy Happy Family

Hari kamis kemarin, adalah saat dimana kami memulai lagi aktifitas kajian sambil menunggu anak-anak Cita Pelangi pulang sekolah, sebelumnya aktifitas kajian tematik dan pengajian Al-Quran sudah dilaksanakan pada bulan Ramadhan tahun 2017 ini.

Pukul sembilan lewat lima belas menit ibu-ibu Cita Pelangi yang senang saling menyapa dengan sebutan Mak ini sudah berkumpul di area taman Tasa Swimming Pool, saya langsung mengajak mereka untuk membuat lingkaran besar sambil berdiri, Ibu-ibu di ajak main tebak-tebakkan, satu orang ibu maju dan melihat gambar yang saya tunjukkan, dan bertugas untuk menyampaikan clue kepada ibu-ibu yang lain dengan memakai bahasa inggris atau boleh dengan memperagakannya.


Satu per satu ibu-ibu maju, dan satu per satu ibu-ibu menebak, saya pikir bagian tersulitnya adalah ketika mama mylo harus menyampaikan clue tentang Macgyver, namun ternyata berhasil ditebak oleh mama Hanin, walaupun dia kelahiran tahun 1987 yang kami pikir tidak mengenal sosok ini.



Senang sekali melihat ibu-ibu bergembira saat memulai acara ini, yuk mari-mari kita bagi kelompok ini menjadi dua kelompok tanpa menggunakan suara, kelompok ganjil untuk ibu-ibu yang usianya sekarang ganjil dan kelompok genap untuk ibu-ibu yang kali ini usianya genap, tanpa bersuara ya ibu-ibu.



Baik... sekarang tugasnya adalah ibu-ibu berdiskusi untuk mengidentifikasi apa saja yang membuat ibu-ibu galau dan rumuskan solusinya.

Sekarang kita lihat kelompok genap, tampaknya sepi sekali... tapi tetap terlihat adanya aktifitas diskusi, dengan seseorang yang sedang mencatat.

Tibalah saatnya presentasi dari kelompok ganjil, didenger-denger kok presentasinya agak ganjil gitu yah... kalo anak rewel kasih hape... gituh katanya...




Presentasi dari kelompok genap ini tampak seperti penyuluhan bubuk abate gituh, tapi seru juga sih dia... dari presentasinya dikatakan kalau anak lagi ga mau makan, bawa aja ke kfc... ulala keren banget kan... saya juga mau ah...

ok cukup sekian sharing discuss kita hari ini, kita tutup dengan Basmallah... see you next time








| Tidak ada komentar

Fun Family Trip


Kalau kamu bosan dengan liburan mainstream di kota-kota besar, dan merindukan suasana alam yang jauh dari hiruk-pikuk perkotaan, silahkan cek IG nya Fun Family Trip. Adalah Event Organizer untuk wisata-wisata alam seperti camping, pendakian gunung atau liburan ke pulau. Pertemuan saya dengan Fun Family Trip berawal dari keikutsertaan trip ini pada saat Festival Dieng Culture di Dieng, Wonosobo.
pendakian gunung prau
Saya dan suami senang melihat kesantunan anak-anak muda ini, menyatu dengan alam adalah ramah terhadap lingkungan baik itu lingkungan alam maupun lingkungan sosial dimanapun kita berada, itulah kesan pertama yang saya tangkap dari mereka, para punggawa di FFT ini.

Singkat cerita, Fun Family Trip ini berawal dari kecintaan seorang anak muda bernama Muhammad Fairuz terhadap kegiatan pendakian yang berawal dari keikutsertaannya dalam ekskul pecinta alam di sekolahnya dulu, terlibat aktif sampai menjadi pembina dan berlanjut hingga saat ini.

fun games

ka Yoga dan ka Fairus
di telaga warna

camping di curug ngumpet

"sejak awal tahun 2008 sampai tahun 2011, saya sring buat trip sama anak-anak (teman dekat), wisata (naik gunung) dan seiring waktu berjalannya waktu, akhirnya teman-teman saya percaya dengan saya setiap mau buat kegiatan... banyak yang request perjalanan"

Bulan maret tahun 2012Fun Family Trip, yaitu perjalanan pendakian ke gunung semeru.
, Fairuz mengajak teman kuliahnya Ichan dan Tully untuk menseriusi kegiatan ini sampai akhirnya terselenggara kegiatan pertama

Setelah pendakian pertama itu FFT  fakum karena kesibukan masing-masing, walaupun begitu Fairuz tetap ingin melanjutkan, tapi ia mengaku masih bingung...

Setelah fakum sekitar setengah tahun Fairuz ikut rapat kegiatan di ekskul Muhammadiyah 09, ada salah satu juniornya yang ngomong "ka fay bulan Mei kita ada perpisahan sekolah ke jogja...bayar nya mahal banget"

Fairuz hanya bisa menjawab "oh gitu"... walaupun begitu, setelah rapat Fairuz kepikiran utuk ambil alih EO perpisaan tersebut, karena berpikir mampu dan tau managemenya,"

"Saya membuat ulang tim saya bersama senior saya yang mengajar di SMP Muhammadiyah  (ka Nugroho)  dan teman satu angkatan (zaky), kita buat kantor, menyusun kegiatan secara rapih selayaknya perusahaan.

Pada awal tahun pertama banyak pesanan trip dari sekolah seperti (SMK Perwira, SMK Muhammadiyah, SMP Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah, dll perusahaan pun kita ajukan) sehingga banyak program-program yang kita buat di fun family trip.

Begitu deh...sejarahnya Fun Family Trip, semoga si kakak-kakak ini tetap semangat dalam membuat kegiatan pendakian dan wisata-wisata alam.

diposkan oleh Lina Wahyuni
| Tidak ada komentar

Prau, Dieng dan Festival Dieng Culture


Gunung Prau. Pendakian pertama keluarga kami dimulai pada Agustus 2016, bertepatan dengan Festival Dieng Culture. Anak-anak dengan beragam karakter tentu dengan beragam pula tanggapan, Kaori yang suka advanture sangat bersemangat dengan perjalanan ini, sedangkan Pancar yang tergolong anak rumahan rada-rada menolak dan kerapkali melontarkan protes kenapa kita harus naik gunung, sedangkan Pelangi asyik-asyik saja karena berpikir ini seperti jalan-jalan biasa.

Persiapan yang dilakukan adalah persiapan perlengkapan serta persiapan fisik dan mental, berhubung ini pendakian pertama bagi saya dan anak-anak, dan suami juga sudah lama sekali tidak naik gunung. Maka keperluan yang harus kami siapkan cukup banyak, mulai dari headlamp matras, sleeping bag, kupluk, syal, sepatu, caryl sedangkan tenda di fasilitasi oleh EO nya yaitu dari Fun Family Trip. Kami juga harus membeli beberapa pasang sepatu untuk beberapa anggota keluarga yang belum memiliki sepatu, tepatnya karena sepatu yang dimiliki sebelumnya sudah kekecilan, maklum karena sehari-hari tidak pernah pakai sepatu karena tidak pergi sekolah.


Berhemat untuk Perjalanan Besar

Berhubung beberapa item dari perlengkapan itu harus dibeli sejumlah personilnya, maka kami pun melakukan penghematan, saya mensosialisasikan kepada anak-anak bahwa kita akan melakukan perjalanan jauh, olehkarenanya diperlukan biaya yang lumayan besar karena diperlukan perlengkapan gunung yang belum kita miliki, serta biaya perjalanan yang lumayan besar, jadi langkah pertama yang harus diambil adalah  berhemat, beberapa pengeluaran harus kami pangkas, dan Alhamdulillah mereka turut bekerja sama. Outing iseng yang biasa kami lakukan pada weekend ditiadakan sama sekali untuk mendukung perjalanan besar ini.

Persiapan fisik yang dilakukan untuk anak-anak saya cukupkan dengan kegiatan wushu setiap satu pekan sekali, sedangkan saya melakukan persiapan fisik dengan yoga dua kali sepekan yang memang sudah rutin saya jalani, sedangkan persiapan mental lebih kepada memberikan pengertian kepada anak-anak tentang apa yang kami hadapi di sana, kenapa kami harus melakukan perjalanan ini yaitu untuk menempa fisik dan mental kami.
 
Sampai akhirnya hari yang dinanti tiba, kami berangkat dengan naik grab car menuju ke Stasiun Pasar Senen, seingat saya kami berangkat jam 5 sore dan sampai di stasiun sekitar  jam 7. 30 malam, beberapa diantara kami sholat dulu, sedangkan saya sedang tidak sholat, rencananya saya akan menelpon si empunya rombongan dari Fun Family Trip yang belum saya kenal sebelumnya ini.

Selepas anak-anak dan suami selesai sholat, kami menuju titik lokasi pertemuan di depan stasiun, kami berkenalan satu sama lain sebelum dibagikan tiket kereta.  Kebanyakan diantara mereka anak-anak muda yang masih single, dan perjalanan ini pun di organize oleh anak-anak muda juga, so cuma kita satu-satunya rombongan keluarga lengkap dengan anak-anaknya.


Perjalanan dilanjutkan denga mencarter sejenis mobil metromini, dan transit untuk brunch di tengah perjalanan, dengan menu prasmanan di bayar di muka, dan murah meriah sekali, sehabis makan anak-anak pun bisa bermain di taman sebentar.

main di taman

Perjalanan panjang  dilanjutkan kembali, hampir semua anggota trip tertidur, Pancar mabuk perjalanan dan muntah, untunglah kami membawa tissue basah, dan beruntung juga rombongan trip ini berhenti di masjid di daerah Kauman Wonosobo, Pancar dan Buya mandi terlebih dulu sebelum shalat jumat.

Sementara para laki-laki sholat jumat, para wanita memilih membeli jajanan di area sekitar masjid, salah satunya saya memilih kwaci, cemilan Favorit yang InsyAllah sehat, saya juga membeli balsam vicks vabrub, dan vitamin anak.

Perjalanan dilanjutkan kembali, kami sudah tak menghiraukan dengan pemandangan pedesaan di samping kanan dan kiri karena sudah capek sekali, sampai akhirnya kami berbelok di Pos Tapak Banteng. Alhamdulillah sampai juga....

di pos tapak banteng
Beberapa hari kami pertama kami habiskan dengan mengikuti acara Festival Dieng Culture, seperti; melihat pemotongan rambut gimbal, penerbangan lampion, menonton konser Jazz atas awan dll. Hari terakhir barulah kami melakukan pendakian ke Gunung Prau, kami memulai perjalanan dari jam 2 dini hari, setelah sebelumnya  tidur di awal dan bangun pada jam 12 malam untuk bersiap-siap, lagi pula susah rasanya tidur nyenyak di sini, karena udara yang sangat begitu dinginnya.

di telaga warna
menerbangkan lampion
menunggu mie ongklok di festival dieng culture

Anak-anak memakai baju berlapis-lapis untuk menghalau rasa dingin yang sangat, namun ternyata saat kami bergerak dan mendaki naik dan tubuh kami selalu bergerak-gerak membuat badan kami terasa hangat, dan akhirnya pakaian yang kami pakai pun mulai terasa panas di badan kami.

Pos satu dan dua berjalan mulus walaupun terengah-engah dan banyak beristirahat, harap maklum rombongan di didominasi oleh perempuan, sehingga perjalanan yang harusnya memakan waktu selama 2 jam kami tempuh dengan waktu 4 jam.

Pos tiga, perjalanan semakin curam, anak-anak mulai menangis, semua anggota romobongan memotivasi anak-anak agar tetap semangat sampai di atas, satu persatu anggota rombongan menjanjikan makanan yang mereka punya untuk iming-iming kepada anak-anak agar semangat.

Ayok kk... teteh... coklat, dan mie goreng menanti di puncak Prau.... heeee

Pohon-pohon pinus semakin pendek, dan akhirnya kami sampai di tujuan, Puncak Prau... bahagia tak terkira saat hal pertama yang kami lakukan adalah sholat shubuh, maka shubuh itu adalah sujud penuh syukur di tengah alam terbuka yang tak terlukiskan nuansanya.


Pancar berlarian kesana kemari karena senangnya, begitu juga Kaori. Sedangkan Pelangi camping bersama buya di pos 2.

Begitulah pendakian pertama keluarga kami.



| Tidak ada komentar