Panduan Dasar Homeschooling untuk Orang Tua di Indonesia

Panduan Dasar Homeschooling untuk Orang Tua di Indonesia || Pada kesempatan kali ini, kami ingin berbagi pengalaman seputar proses penyelenggaraan homeschooling yang kami jalankan. Khusus pada kesempatan ini, yang ingin kami bagikan adalah pengalaman awal mula terselenggaranya kegiatan belajar-mengajar kami di rumah (homeschooling) bagi anak-anak kami. Semoga dengan pengalaman yang kami ceritakan ini, bisa bermanfaat atau syukur bisa jadi Panduan Dasar Homeschooling untuk Orang Tua di Indonesia.


Pengalaman itu bermula dari ...

Persis di samping rumah kami diselenggarakan kegiatan belajar untuk anak-anak usia dini. Paud "nganu" namanya. Disisi lain, anak petama kami kala itu sedang berusia +- 3,5 tahun. Dimana usia tersebut sangat dianjurkan untuk mengikuti kegiatan belajar di tempat itu. Entahlah, sejak paud "nganu" menyelenggarakan kegiatan belajarnya persis di samping rumah kami itu, kami tak sedikitpun tergerak untuk mendaftarkan anak kami.

Sudah barang tentu ada alasan, pertama, semenjak diselenggarakannya Paud nganu yang di sebelah rumah kami itu sudah seperti ritual Sekolah Dasar, karena saban hari senin tiba, si Paud nganu itu menyelenggarakan semacam upacara dan pembacaan Pancasila... OMG... yah mungkin bagus juga kali untuk pembiasaan dan mempersiapkan anak-anak masuk Sekolah Dasar atau mungkin guna menumbuhkan jiwa nasionalisme, tapi ya... gimana ya... menurut hemat kami sih anak-anak Paud belum waktunya untuk melakukan hal itu.

sumber: pinteres
Beruntungnya waktu itu kami menemukan Paud lain yang menarik hati kami, bagusnya... guru-guru di sana mampu menghandle anak kami yang terbilang tempramen, seneng deh rasanya menemukan sekolah yang tepat, sampai tibalah masa Paud berakhir, dan kami harus mencari Sekolah Dasar.

Aih ternyata pusing ya nyari Sekolah Dasar, kok stress ya... ada yang bagus dengan standar Internasional tapi agamanya kurang, sedangkan kami berpendapat kalau anak-anak tingkat SD harus memperkuat aqidahnya terlebih dahulu. Ada yang bagus dengan konsep alam tapi jauh banget, udah gitu mahal lagi, kalau masuk sekolah negeri yaah begitu yah kualitasnya... walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa kami selaku orang-tuanya pun berasal dari sekolah negeri, di daerah terpencil lagi... dengan fasilitas yang serba terbatas...

Makanya sempet juga ada yang ngomong, "gue dulu sekolah di SD negeri, sekarang gue baik-baik aja tuh, ga ada masalah, sukses-sukses aja tuh"
"Hehe... ya bener sih si abang kayak begitu... pan aye juga same" tapi sebenernya kalau dikurek-kurek lagi ke dalem, di intip-intip lagi gitu, banyak hal juga sih ya yang bikin potensi anak-anak jadi tidak tergali dan karakternya tidak tumbuh, kalau pake istilah bahasa orang-orang mah "mematikan potensi dan membunuh karakter... begitu katanya.

Jadi menurut hemat kita, kalau anak-anak dididik dengan sebaik-baiknya maka potensinya akan maksimal tergali, gitu sihhh...

Sampai akhirnya keidean, bagaimana kalau homeschool aja, kan bisa modifikasi dan customized sendiri, walaupun proses diskusi agak alot dan banyak tarik ulur, akhirnya kami memutuskan untuk mendidik anak lewat jalur homeschooling.

Lanjut ke chapter berikutnya yah... bersambung...














| Tidak ada komentar