Tips Agar Anak tidak terkena pengaruh Buruk Lingkungan

Emak-emak dan bapak-bapak keren yang berbahagia, pernah dengar tentang kasus seorang ibu yang tak selaras kata dengan suaminya dalam hal parenting, atau seorang suami yang tak selaras kata dengan istrinya, atau suami-istri selaras kata tapi kemudian tidak selaras kata dengan nenek-kakeknya, atau om/tantenya dalam hal parenting tentunya.


foto diambil dari www.wellnessexclusive.com


Atau jangan-jangan masalah itu terjadi pada kita, so... kita yang sudah merasa benar dan sesuai track dalam parenting ini menyalahkan orang lain yang bisa jadi dia itu adalah suami kita, ibu kita, mertua kita, atau adek kita sebagai tantenya atau bahkan bisa menyalahkan anak tetangga yang telah berhasil membuat anak kita ikut-ikutan berbahasa kasar.

Ga jarang kan orang-tua yang bilang anak saya ketularan atau ikut-ikutan ngomong kasar gara-gara temen-temennya, atau gara-gara anak tetangga sebelah yang saban hari maen sama anak kita.

So Guys... Emak-emak cetar dan Bapak-Bapak keren sedunia, bijak ga yah kira-kira.... kalau kita nyalahin orang-orang yang disebutin di atas sebagai penyebab perilaku bermasalah anak-anak kita, sebab anak kita ya... anak kita... 

Kita punya banyak keutamaan dibandingkan orang lain... kitalah yang melahirkan dia, kita juga lah yang berada di sisi dia dalam durasi lebih lama dibanding bermain dengan teman sekolahnya, kita jauh lebih sering bersama dia dibanding tante-tantenya atau kakek-neneknya, kita juga mempunyai kasih sayang orang-tua kepada anak. So... kitalah yang mestinya punya bairgaining power terhadap anak-anak kita, kata-kata kitalah yang mestinya lebih mereka dengar dibanding teman-temannya.

Lalu bagaimana caranya agar anak-anak lebih mendengarkan kita sebagai orang-tua sehingga mereka tidak terpengaruh buruk oleh lingkungannya.

1. Manfaatkan Waktu Bersama Anak
Kita seringkali bersama anak namun kita tidak benar-benar berada bersama mereka, luangkan waktu  minimal sekitar 10 menit saja untuk menyatakan bahwa kita menyayanginya, atau mengatakan bahwa kita begitu merindukan saat-saat bisa bercengkrama bersama dia disela-sela kesibukan kita sebagai orang-tua, atau menanamkan sugesti positif lain yang membangun jiwanya seperti "terima kasih telah menjadi kakak yang baik ya" atau "terima kasih telah menjadi adik yang baik ya", atau bisa juga dengan membacakan kisah-kisah teladan.

2. Utarakanlah Harapan Anda
Kita seringkali mengharapkan anak-anak berperilaku baik seperti yang kita mau, tapi apakah anak-anak mengetahui keinginan dan harapan kita, olehkarenanya utarakanlah keinginan dan harapan-harapan kita sebagai orang-tua kepada anak, katakanlah kepada mereka bahwa dalam kehidupan ini kita mempunyai prinsip yang harus dijaga, salah satunya adalah menggunakan mulut yang kita punya untuk berbicara hal yang baik-baik saja.

3. Menjadikan Masalah sebagai Sekolah
Bisa jadi anak kita akan datang kepada kita dengan mengatakan "kok dia boleh ngomong begitu, kok aku engga boleh". So... jadikan masalah kedua ini sebagai imunitas tambahan, diskusikan dengan anak-anak apa-apa kira-kira yang membuat anak-anak lain berkata kasar, diskusikan juga pilihan-pilihan sikap yang harus dilakukan. Masalah akan selalu kita temui dimana saja sepanjang kita hidup di dunia, orang yang cerdas adalah orang yang menjadikan masalah sebagai sarana pembelajaran dan bukan malah melarikan diri darinya, dan salah satu tugas kita sebagai orang-tua adalah membantu anak-anak menghadapi masalah yang ia temui.

4. Lakukan berulang
Berdiskusi dengan anak adalah salah satu wadah untuk mendengarkan anak dan juga sebagai wadah untuk berbicara guna memberikan pengarahan kepada anak, lakukanlah secara berulang dan janganlah bosan.

Demikianlah sedikit tips dari saya, semoga bermanfaat....!!!
Anda juga bisa membaca artikel Bunda, mainan baruku dirusak...

|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar