Sepenggal Kisah Kajian Parenting

Mengapa saya begitu keukeuh untuk menyelenggarakan kajian parenting secara continue, adalah karena kita menghadapi anak-anak kita setiap hari, tapi sudah cukupkah perbekalan kita untuk mendidik dan merawat mereka secara optimal dengan sekian tugas rumah yang tak kunjung selesai. Alhamdulillah di Indonesia ini untuk masalah pengajian, orang bisa leluasa mau mengaji di mana saja, masjid berjamuran ada dimana-mana, tapi kalau kajian parenting walaupun sudah banyak yang menyelenggarakan, tapi belum tentu bisa continue menyelenggarakan setiap bulan, dan sebagai pembelajar tentu saja kita butuh yang namanya follow up.

oleh karena itu saya memberanikan diri menawarkan dan menyelenggarakan kajian ini secara mandiri di kediaman saya bagi lingkungan sekitar, dengan harapan dapat menjadi sebuah forum yang saling mengokohkan keluarga masing-masing, kalau boleh pinjam istilah yang diproklamirkan Ayah Edy, Indonesia itu harus Strong from Home, agak susah, mungkin susah, atau sangat susah jika mengharapkan dari luar, toh sekolah lebih memfokuskan pendidikannya pada hal-ahal yang terkait akademik saja, hal-hal yang sebetulnya termasuk keterampilan yang paling mudah dibandingkan dengan harus menggembleng karakter anak, tentu saja butuh bertahun-tahun untuk ini.

Belajar menjadi orang tua yang baik adalah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar lagi, tidak hanya berlaku bagi keluarga-keluarga yang orang tuanya  berpendidikan tinggi tapi juga bagi keluarga yang tak beruntung dalam mengecap pendidikan, karena tantangan zaman dan kemajuan teknologi  berlaku untuk semua anak-anak di dunia ini, oleh karenanya kita mesti mempersiapkan bekal untuk anak-anak kita dalam menghadapi arus globalisasi ini. Satu kalimat ini saya renungkan betul-betul terutama saat kajian pertama yang saya selenggarakan didominasi oleh audience yang berasal dari luar komplek dan notabene adalah ibu-ibu janda Dhuafa yang berprofesi sebagai asisten rumah tangga di komplek ini.


Akhirnya kejadian juga harus menyederhanakan bahasa parenting ini ke dalam bahasa sehari-hari yang lebih dimengerti oleh mereka, sesuatu yang tadinya saya anggap luar biasa,  dan kemudahan itu datang dari Allah sang pemilik alam ini, semoga saja hal ini memberikan manfaat untuk mereka, walaupun sempat berkecil hati sebelumnya. Namun adalah sebuah keharusan bagi saya untuk berusaha melakukan yang terbaik dengan kemampuan yang saya punya, dan adalah hak prerogatif Allah untuk menggerakkan hati dan fikiran mereka ke arah yang lebih baik.

Wallahu A'lam


|

Tidak ada komentar:

Posting Komentar